Jumat, 11 Desember 2009

 PENTINGNYA  PENDIDIKAN  ISLAM


Sejak kedatangan Islam pada abad ke-13 M hingga saat ini fenomena pemahaman ke-Islaman umat Islam Indonesia masih ditandai oleh keadaan umat variatif, ada sejumlah orang yang pengetahuannya tentang keislaman cukup luas dan mendalam, namun tidak terkoordinasi dan tidak tersusun secara sistematik. Hal ini disebabkan karena orang tersebut ketika menerima ajaran Islam tidak sistematik dan tidak terorganisasikan secara baik. Selanjutnya kita melihat pula ada orang yang penguasaannya terhadap salah satu bidang keilmuan cukup mendalam, tetapi kurang memahami disiplin ilmu keislaman lainnya, hingga saat ini pemahaman Islam yang terjadi di masyarakat masih bercorak parsial belum utuh dan belum pula komprehensif. Dan sekalipun kita menjumpai kita menjumpai adanya pemahaman Islam yang sudah utuh dan komprehensif, Namun semuanya itu belum tersosialisasikan secara merata keseluruh masyarakat Islam.
Pendidikan islam sangatlah penting karena pendidikan islam merupakan kekuatan yang menjadi sendi dalam membangun peradaban islam. Pada saat ini, dunia islam mengalami krisis yang berat dikarenakan sistem pendidikan islam di seluruh dunia hamper semuannya telah diganti dengan sistem pendidikan sekuler sehingga proses pendidikan hanya berkisar pada materi belaka.
Krisis pendidikan yang terjadi anatara lain dikarnakan krisis ekonomi yang sekarang sedang melanda di dunia hampir di semua negara khususnya di negara berkembang. Dampaknya sangat bsar dalam dunia pendidikan, hal ini tercermin dalam daftar jumlah manusia buta huruf mengalami kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya. Padahal saat ini diperkirakan terdapat antara 1.250 juta hingga 1,4 milyar umat muslim yang tersebar di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut sekitar 18% hidup di negara-negara Arab, 20% di Afrika, 20% di Asia Tenggara, 30% di Asia Selatan yakni Pakistan, India dan Bangladesh. Populasi Muslim terbesar dalam satu negara dapat dijumpai di Indonesia. Populasi Muslim juga dapat ditemukan dalam jumlah yang signifikan di Republik Rakyat Cina, Amerika Serikat, Eropa, Asia Tengah, dan Rusia.
Pertumbuhan Muslim sendiri diyakini mencapai 2,9% per tahun, sementara pertumbuhan penduduk dunia hanya mencapai 2,3%. Besaran ini menjadikan Islam sebagai agama dengan pertumbuhan pemeluk yang tergolong cepat di dunia.
Melihat dari data diatas, saat ini umat islam membutuhkan sebuah metode atau prinsip Untuk kepentingan akademis dan untuk membuat islam lebih Responsif dan Fungsional dalam memandu perjalanan umat serta menjawab berbagai masalah yang dihadapi saat ini sehingga dapat menghasilkan pemahaman Islam yang utuh dan komprehensif. Oleh karena itu metode memiliki peranan sangat penting dalam kemajuan dan kemunduran pemahaman Islam. Yang menentukan dan membawa stagnasi dan masa kebodohan atau kemajuan bukanlah karena metode penelitian dan cara melihat sesuatu. Penguasaan metode yang tepat dapat menyebabkan seseorang mengembangkan ilmu yang dimilikinya. Jika kita meninjau Islam dan satu pandangan saja, maka yang akan terlihat hanya satu dimensi saja dan gejalanya yang bersegi banyak.
Definisi Tarbiyah Islamiyah
1.    Menurut Bahasa
Abdurrahman An-Nahlawi berpendapat, ada tiga akar kata untuk mengartikan tarbiyah, yaitu :
a.    Raba-yarbu, artinya bertambah dan berkembang
b.    Rabiya-yarba, artinya tumbuh dan berkembang
c.    Rabba-yarubbu, artinya memperbaiki, mmengurusi, mengatur, menjaga, dan memperhatikan
Najib Khalid Al-Amir juga berpendapat sama dalam bukunya Min asalibi ar-Rasul si at-tarbiyah, lalu dia juga menambahkan bahwa kata Ar-Raab ditujukan kepada Allah SWT Tuhan segala sesuatu, raja dan pemiliknya, Tuhan yang ditaati, dan Tuhan yang memperbaiki.
Dalam Al-Qur’an tarbiyah disebutkan menggunakan beberapa istilah seperti tazkiyah (pembersihan jiwa), ta’liim (pengajaran), dan tathhiir (pensucian). Seperti Firman Allah :
              •      
“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah[2]:151)

2.    Menurut Terminologi para ulama
Konferensi Dunia I tentang pendidikan Islam merumuskan bahwa tarbiyah adalah usaha menumbuhkan kepribadian manusia secara totalitas menyangkut semangat, kecerdasan, perasaan dan sebagainya, baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat untuk melakukan kebaikan, kesempurnaan, dan dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT.
Al-Qadli Al-Baidlowi, dalam tafsirnya mengartikan tarbiyah membawa sesuatu ke arah kesempurnaan secara bertahap. Definisi ini bersifat umum karena mencakup pendidikan manusia, pemeliharaan binatang, tumbuhan dan lainnya.
Ibnu Sina memaknai tarbiyah sebagai penanaman kebiasaan. Yang dimaksud dengan kebiasaan di sini adalah melakukan sesuatu berulang-ulang dalam masa yang lama dan dalam waktu yang berdekatan.

3.    Urgensi Tarbiyah Islamiyah
Mengapa Pendidikan Islam menjadi sangat penting untuk dilakukan dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat. Disamping itu, individu-individu yang terbina dan terjaga dalam nilai-nilai islamlah yang menjadi modal dasar terbentuknya masyarakat islam.
Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Tak heran bila kini pemerintah mewajibkan program belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan beradab. Pendidikan juga merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia yang memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan.
Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu: tilawah (membacakan ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa) dan ta’limul kitab wa sunnah (mengajarkan al kitab dan al hikmah). Pendidikan dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik disebabkan pendidikan mempunyai kelebihan. Pendidikan mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh, pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang diperolehnya dan agar tetap pada rel syariah. Hasil dari pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang tenang, akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal. Pendidikan Islam berpadu dalam pendidikan ruhiyah, fikriyah (pemahaman/pemikiran) dan amaliyah (aktivitas). Nilai Islam ditanamkan dalam individu membutuhkan tahpan-tahapan selanjutnya dikembangkan kepada pemberdayaan di segala sektor kehidupan manusia. Potensi yang dikembangkan kemudian diarahkan kepada pengaktualan potensi dengan memasuki berbagai bidang kehidupan. Seperti dalam Firman Allah :
                         •             
“dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imran [3] : 103)

Pendidikan yang diajarkan Allah SWT melalui Rasul-Nya bersumber kepada Al Qur’an sebagai rujukan dan pendekatan agar dengan tarbiyah akan membentuk masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah sebagai Ilah saja. Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan akhirat. Hasil ilmu yang diperolehnya adalah kenikmatan yang besar, yaitu berupa pengetahuan, harga diri, kekuatan dan persatuan.
Tujuan utama dalam pendidikan Islam adalah agar manusia memiliki gambaran tentang Islam yang jelas, utuh dan menyeluruh. 

4.    Fungsi Tarbiyah Islamiyah
1.    Tansyi’ah (Pembentukan)
Tarbiyah dapat membentuk kepribadian Islami yang ideal yakni menjadikan nilai-nilai islam sebagai unsur-unsur pembentuk kepribadiannya. Komponen dasar terbentuknya kepribadian seseorang adalah keyakinan, pendirian, perasaan, pemikiran, watak, performa dan perilaku. Muslim ideal adalah yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai Islam secara kaffah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.    Benar akidahnya (salimul akidah)
b.    Benar ibadahnya (shahihul ibadah)
c.    Kokoh akhlaknya (matinul khuluq)
d.    Berwawasan luas (mutsaqaful fikr)
e.    Kuat fisiknya (qawiyyul jism)
f.    Mandiri kehidupannya/ bisa mencari nafkah sendiri (qadirul ‘alal kasbi)
g.    Bermanfaat bagi orang lain (nafi’ul lighairihi)
h.    Bijaksana memelihara waktunya (harishun ‘ala waqtihi)
Interaksi di dalam diri ini memberi pengaruh kepada penampilan, sikap, tingkah laku dan amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang baik. Akhlaq ini perlu dan harus dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji Al Qur’an, sholat malam, shoum (puasa) sunnah, berhubungan kepada keluarga dan masyarakat. Semakin sering ia melakukan latihan, maka semakin banyak amalnya dan semakin mudah ia melakukan kebajikan. Selain itu latihan akan menghantarkan dirinya memiliki kebiasaan yang akhirnya menjadi gaya hidup sehari-hari.
2.    Ri’ayah (Pemeliharaan)
Tarbiyah juga dapat membentuk jiwa kebersamaan. Dengan tarbiyah Islamiyah pribadi-pribadi yang terbentuk dikumpulkan dalam sebuah amaliyah yang lebih berkualitas yaitu amal jama’i, amal kerja sama antarpribadi yang akan menghasilkan kekuatan lebih besar daripada amal infardhi (sendiri-sendiri). Seperti contoh adalah penyatuan kaum Muhajirin dan Anshor oleh Rasulullah melalui tarbiyah Islamiyah.
Fungsi pengembangan dari tarbiyah ini, yaitu mencetak kepribadian syakhsiyah da’iyah (kepribadian dai) dalam rangka memelihara kelestarian ajaran Islam. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang diridhai Allah, Islam merupakan diinul haq yang membawa nur dan selain Islam hanyalah membawa kegelapan. Di dalam Al-Qur’an Allah telah menegaskan bahwasannya agama yang benar adalah Islam dan Allah melarang kita untuk mencari agama selain Islam, sebagaimana Firman-Nya dalam ayat-ayat berikut:
                
“Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS. At-Taubah [9] : 33)
Al-Qur’an berulang kali menyebut dan menunjukkan perintah dakwah ini kepada Rasulullah secara istimar (terus menerus) dan tidak berubah/konsisten.
 •       •        •      
“Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, Maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.” (QS. Al-Hajj [22] : 67)
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa berdakwah oleh Rasulullah mencakup seluruh kaum muslimin sehingga beban dakwah harus dipikul oleh setiap muslim. Dengan begitu, salah satu target tarbiyah Islamiyah ialah mencetak kaum muslim sebagai tenaga dai yang memiliki pemahaman yang benar dan luas, iman yang mantap dan hubungan yang kokoh dengan Allah SWT.
3.    Tanmiyah (Pengembangan)
Tarbiyah berperan dalam mengembangkan potensi individu. Dalam proses tarbiyah seseorang tidak boleh merasa puas dengan apa yang dimilikinya, apalagi menganggapnya sempurna. Melalui tarbiyah Islamiyah, akan diperbaiki kekurangan dan kelemahan agar dapat meningkatkan potensi individu. Dengan demikian, akan terbentuk individu yang siap dan mampu menawarkan konsep perubahan serta mengajukan solusi berbagai permasalahan umat dan mampu memimpin umat. Oleh karena itu, pengembangan kualitas diri merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan di dalam proses tarbiyah.
4.    Taujih (Pengarahan) dan Tauzhif (Pemberdayaan)
Tarbiyah Islamiyah itu juga berfungsi untuk memberdayakan dan mengarahkan potensi yang dimiliki oleh individu untuk mencapai tujuan menjadi unsur pengubah yang aktif produktif, tidak sekadar menjadi individu yang berkualitas baik secara pribadi, sehingga dapat memberikan kontribusi riil bagi umat di mana mereka tidak ragu berjuang menegakkan agama Islam. Sebagaimana Firman Allah :
          •    •        
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu[1208] dan mereka tidak merobah (janjinya)” (QS. Al-Ahzab [33] :23)

[1208] Maksudnya menunggu apa yang telah Allah janjikan kepadanya.











  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar