Minggu, 22 November 2009

Sistem Pakar ( Expert System ) pada Pengelolaan SDA

Bacground Masalah

    Negara kita Republik Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki kekayaan dari sumber daya alam (SDA) yang sangat banyak sekali, dari hasil laut, hutan yang hijau dan lebat, sungai, pertanian, mineral, perikanan, pertambakan, pertambangan emas, baik yang ada di papua dan daerah lainnya, dan yang paling terlihat tambang minyak bumi kita yang setiap hari bisa menghasilkan berbarel-barel minyak mentah yang siap diolah.
    Kami sebagai salah satu generasi muda bangsa, kami merasa senang yang bercampur dengan prihatin, bagaimana tidak??
1.    Kami merasa senang, karena negara kita memiliki kekayaan melimpah, yang hal itu tidak dimiliki oleh bangsa lainnya.
2.    Kami juga merasa susah, karena kekayaan itu tidak bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
3.    Kami juga merasa sedih, karena sebagian besar kekayaan itu dieksplorasi oleh negara lain, jadi keuntungannya berada di tangan mereka.
Semoga dengan adanya teknologi sistem pakar ini, negara kita bisa memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alamnnya dengan tangan kreatifnya dan tidak lagi mengikutcampurkan tangan asing, karena kami yakin generasi bangsa kita bisa melakukan hal itu.

Permasalahan
Pengembangan signifikan di dalam teknologi ruang angkasa, mampu menyediakan berbagai sensor dan platform, teknik penginderaan jauh (remote sensing) dan teknik pengolahan data (digital image processing) memungkinkan untuk mengoleksi, analisa dan interpretasi data secara cepat dan efisien.
Saat ini, teknik penginderaan jauh yang dilengkapi dengan teknik pengolahan data telah banyak diaplikasikan di dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA). Teknik ini berbasis pada pemrosesan informasi (information processing) dengan pendekatan statistik yang oleh para ahli biasa disebut dengan sistem konvensional. Dalam perjalanannya, ditemukan begitu kompleksnya permasalahan yang dihadapi di dalam pengelolaan sumber daya alam, sehingga menyebabkan keterbatasan sistem konvensional dalam penerapannya. Untuk itu dengan dilandasi kesadaran tinggi, para ahli berupaya keras untuk mengembangan teknologi baru yang mampu memberi kontribusi di dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh sistem konvensional diatas.
Kehadiran teknologi knowledge-based expert system yang fokus pada pemrosesan pengetahuan (knowledge processing), merupakan suatu paradigma baru di dalam memberi solusi pengelolaan sumberdaya alam. Prosesnya sebagai berikut :

1.    Identifikasi obyek (object identification) merupakan suatu teknik untuk meng-identifikasi obyek di permukaan bumi dengan menggunakan satelit penginderaan jauh. Proses klasifikasi dapat dilakukan menggunakan pendekatan fuzzy-neural network model. Parameter-parameter jaringan saraf tiruan (artificial neural network) diestimasi dengan proses pembelajaran (learning process) secara supervisi untuk daerah yang telah diketahui (known-sites).

2.    Parameter-parameter yang sudah di estimasi selanjutnya digunakan untuk meng-identifikasi jenis-jenis obyek, seperti hutan, sumberdaya air, lahan pertanian, sumberdaya kelautan, mineral, dan lainnya. Pada tahapan pemodelan (modeling stage), obyek yang telah diidentifikasi digunakan untuk kalibrasi model matematika, model berbasis pengetahuan dan keluarannya merupakan model estimasi untuk pengelolaan dan perencanaan sumber daya alam.


3.    Tahap optimasi (optimization stage) merupakan tahapan untuk pemanfaatan optimal dari sumberdaya alam, untuk itu perlu dikembangkan suatu sistem pendukung keputusan secara cerdas (intelligent decision support system) dengan memformulasikan sebuah fungsi obyektif biaya minimum (cost minimizing objective function), serta bermanfaat secara ekonomi.

Integrasi dari ketiga tahapan tersebut  merupakan suatu proses pendekatan dalam memberi solusi penyelesaian permasalahan sumberdaya alam. Baru setelah itu dikembangkan sistem pakar yang sesuai dengan analisis dan riset oleh ilmuwan, yang pengembangan sistem pakarnya sebagai berikut :

Pengembangan Sistem Pakar

Pengembangan sistem pakar melibatkan 4 (empat) pihak yaitu : analis sistem, knowledge engineer, pakar dan pemakai sistem (users). Keempat pihak ini akan terlibat dalam tahapan pengembangan sistemnya sebagai berikut:

1.  Studi awal. Bertujuan untuk mempelajari domain dari permasalahannya dan kelayakannya apakah dapat dibuatkan sistem pakarnya atau tidak. Studi ini dilakukan oleh analis sistem.

2.  Pemilihan perangkat lunak yang akan digunakan, apakah akan membangun sendiri inference-engine atau menggunakan ES shell. Tahap ini dilakukan oleh analis sistem bersama-sama dengan pemakai sistem.

3.  Pemilihan pakar.
4.  Pengambilan pengetahuan. Tahap pengambilan pengetahuan (knowledge acquisition) ini dilakukan oleh analis sistem bersama-sama dengan knowledge engineer dan pemakai sistem.

5.  Membangun sistem pakar. Membangun sistem pakar melibatkan ke empat pihak dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- mengidentifikasi sasaran (goal).
- mengidentifikasi atribut item-item dan nilai-nilainya.
- menderivasi aturan-aturan.
- membuat prototip.

(e). Menguji sistem
(f). Mengimplementasikan sistem
(g). Mengoperasikan sistem
(h). Merawat sistem (maintenance)

Kelebihannya :
Kami rasa banyak sekali keuntungannya, karena pengembangan sumber daya alam yang didukung dengan adanya teknologi yang canggih, seperti halnya sistem pakar (Expert System) ini sangat berpengaruh, apalagi sumber daya alam negara kita yang begitu besar dan melimpah ruah dari sabang hingga merauke. Dengan menggunakan teknologi ini maka :

1.    Sumber daya alam yang kita miliki bisa dimanfaatkan dengan baik dengan hasil yang sesuai dengan keinginan kita.

2.    Lebih menghemat waktu
Kenapa seperti itu ? karena teknologi ini sudah canggih, dan dalam waktu yang singkat kita bisa mengolah sumber daya alam kita dengan baik dan terstruktur.
3.    Lebih menghemat biaya
Daripada kita memanggil seorang pakar yang profesional, yang jelasnya akan menghabiskan dana yang lebih besar daripda menggunakan teknologi sistem pakar.
4.    Sistem pakar ini juga dapat diperbanyak, jadi sekali kerja bisa beberapa sistem pakar sekaligus.
5.    Ramah lingkungan, karena dalam merancang sistem ini telah ditimbang-timbang dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar